Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah,
Dalam topik kali ini, insya Allah kita akan coba mengkaji bersama tentang alam jin dan hal-hal yang berkaitan dengan Jin sebagaimana yang diajarkan dalam Al Qur'an maupun yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
Semoga Allah memudahkan dan memberi taufiq kepada kita sekalian untuk memahami intrik-intrik jin, setan, dan semua sekutunya dari golongan manusia yang menggunakan sihir atau ilmu hitam yang sesat lagi menyesatkan nanusia-manusia lain yang lemah imannya, terutama menjelang akhir zaman ini.
Perhatikanlah, hampir semua stasiun televisi nasional seolah berlomba-lomba untuk menayangkan hal-hal mistis-alam supernatural dan lain-lain acara yang berbau "syiriq" dengan kemasan yang menarik disertai trik-trik kamera yang canggih, yang menyebabkan banyak orang yang merasa takjub-terpukau- terheran-heran serta terpesona olehnya.
Naudzubillahi minzaliq!
Semoga Allah memudahkan dan memberi taufiq kepada kita sekalian untuk memahami intrik-intrik jin, setan, dan semua sekutunya dari golongan manusia yang menggunakan sihir atau ilmu hitam yang sesat lagi menyesatkan nanusia-manusia lain yang lemah imannya, terutama menjelang akhir zaman ini.
Perhatikanlah, hampir semua stasiun televisi nasional seolah berlomba-lomba untuk menayangkan hal-hal mistis-alam supernatural dan lain-lain acara yang berbau "syiriq" dengan kemasan yang menarik disertai trik-trik kamera yang canggih, yang menyebabkan banyak orang yang merasa takjub-terpukau- terheran-heran serta terpesona olehnya.
Naudzubillahi minzaliq!
Mudah-mudahan risalah yang singkat ini dapat menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, dan sesungguhnya hanyalah Allah SWT semata pemberi taufiq dalam i'tikad, ilmu dan amal.
Asal pembentukan kalimat "jin" dari huruf 'jim' dan 'nun' menunjukkan makna tertutup, sebagaimana firman Allah SWT:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَباً قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ
"Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Robbku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:"Saya tidak suka kepada yang tenggelam." (QS.Al-An'am [6]: 76).
Bekata Syaikhul Islam Rahimahullah: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."
Para jin melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat mereka. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS.Al-A-rof [7]: 27)
Maksud dari ayat ini adalah: Sesungguhnya manusia tidak dapat melihat jin sesuai dengan bentuk kejadiannya yang hakiki, tetapi terkadang mereka bisa dilihat dengan bentuk yang lain semisal hewan. (Lihat Fath al-Haq al-Mubin: 28 oleh Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyar)
JIN DICIPTAKAN SEBELUM MANUSIA
Jin diciptakan sebelum manusia berdasarkan nash al-Qur'an QS Al-Hijr [15]"27-28)
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِوَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah) , ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
ASAL PENCIPTAAN JIN
Allah menciptakan jin dari api. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Hijr [15]: 27;
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." Dan juga dalam surat Ar-Rohman [55]: 15;
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."
Dan Rasulullah SAW bersabda: "Malaikat diciptakan dari nur (cahaya). Jin diciptakan dari marij (api). Dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian. (yaitu dari tanah)" (HR Muslim: 2512)
MACAM-MACAM JIN
Rasulullah SAW bersabda: "Jin terdiri atas tiga kelompok: satu kelompok memiliki sayap mereka terbang di udara dengannya, satu kelompok berbentuk ular dan anjing, dan satu kelompok lagi berdiam diri di tempatnya dan melakuikan petualangan." (HR.Thabroni dengan sanad hasan, al-Hakim, dan al-Baihaqi dengan sanad shohih; lihat Shohihul Jami' 3/85)
TEMPAT TINGGAL JIN
Jin banyak berdiam pada tempat-tempat berikut ini:
Di Pasar
Dari Salman r.a. ia berkata: "Bersabda Rasulullah SAW: "Sungguh jika kamu mampu, janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan terakhir kali keluar darinya, karena sesungguhnya pasar adalah medan peperangan setan dan di dalamnya ia menancapkan bendera." (HR. Muslim:2451)
Tempat-tempat Buang Hajat
Dari Zaid bin Arqam r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tempat-tempat buang hajat ini dihadiri oleh setan (dengan tujuan mengganggu). Maka jika salah seorang di antara kalian masuk ke dalamnya, hendaklah mengucapkan: ("Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan setan laki-laki dan perempuan)." (HR. Abu Daud: 6)
Bersama dengan unta dan di kandang-kandangnya
Dari Abdullah bin Mughofal r.a., ia berkata: "Rasulullah SAW telah melarang kami untuk melakukan sholat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, karena ia diciptakan dari setan-setan." (Shahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)
Berkata Ibnu Hibban r.a sebagaimana dalam al-Ihsan (4/602)., mengomentari makna hadits: karena ia diciptakan dari setan-setan: "Maksudnya adalah: "Sesungguhnya setan bersamanya."
Di rumah-rumah
Dari Abu Hurairah r.a. behwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR.Muslim:780-Shahih Muslim:752)
Dalam hadist yang diriwayatkan dari As-Sya'bi ia berkata: "Abdullah bin Mas'ud berkata: "Barangsiapa membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalam rumah, maka setan tidak akan memasuki rumah itu malam harinya hingga tiba pagi hari. Kesepuluh ayat tersebut adalah 4 ayat pertama darinya; Ayat Kursi; 2 ayat sesudah Ayat Kursi; dan 3 ayat terakhir dari surah Al-Baqarah." (HR.Thabrani).
(Al-Haitsami berkata dalam Mazma'uz Zawai'd [10/118], "Hadits ini diriwayatkan Thabrani dengan rijal shahih, hanya saja As-Sya'bi tidak mendengar langsung dari Ibnu Mas'ud.")
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa mereka tinggal pula di rumah-rumah manusia.
Di Lautan
Dari Jabir r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di lautan. Dari sana dia mengirim pasukannya untuk membuat fitnah (mengacau atau membencanai) umat manusia. Maka siapa yang lebih besar membuat bencana, dialah yang lebih besar jasanya (terhormat) di kalangan mereka." (HR.Muslim: 2813-Shahih Muslim: 2408)
Di Lubang-lubang dan belahan-belahan tanah
Dari Qatadah, dari Abdullah bin Sirjis, bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang seseorang melakukan kencing di lubang. Meraka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa dibenci kencing di dalam lubang?" Ia menjawab: "Dikatakan, bahwasanya ia adalah tempat-tempat tinggal jin." (Abu Daud: 29)
Di padang pasir, Lembah, Lorong, dan tempat-tempat yang ditinggalkan oleh penghuninya.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Pada suatu malam kami bersama Rasulullah SAW, lalu kami kehilangan beliau lantas kamipun mencari beliau di lembah-lembah dan gang-gang. Kami mengatakan "Rasulullah SAW telah diculik." Maka kamipun tidur malam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya. Tatkala tiba waktu pagi hari, tiba-tiba beliau datang dari arah Haro', maka kami mengatakan:"Ya Rasulullah, kami kehilangan anda dan kami mencari anda namun kami tidak menjumpai anda, lantas kami bermalam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya." (Mendengar ucapan tersebut) maka Rasulullah menjawab: "Datang kepadaku seorang yang mengundang dari kalangan jin, maka akupun pergi bersamanya dan aku membacakan Al-Qur'an kepada mereka." (HR.Muslim, 1007)
DAPATKAH MANUSIA MELIHAT JIN?
Termasuk kekhususan jin, mereka dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS Al-A'rof [7]:27)
Tidak seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk atas izin Allah SWT. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan bahwasanya mereka mengubah diri ke dalam berbagai bentuk seperti di antaranya:
- Menjadi seorang lelaki miskin (Lihat Mukhtasor Shahih Muslim karya Az-Zabidi: 1078)
- Menjadi seorang Syaikh dari Najd (Lihat Siroh Ibnu Hisyam 2/122)
- Menjadi seekor ular (Lihat Mukhtasor Shahih Muslimi: 1498)
Adapun tentang bagaimana cara mereka mengubah diri menjadi bentuk-bentuk lain, tidak ada nash yang menjelaskan hal tersebut.
DAPATKAH MANUSIA MENUNDUKKAN JIN?
Tidak seorangpun akan mampu menaklukkan dan menguasai jin setelah do'a dari Nabi Sulaiman AS, sebagaimana firman Allah SWT:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكاً لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِّنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاء حَيْثُ أَصَابَوَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاء وَغَوَّاصٍوَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab." (QS Shod [38]:35-39)
Berkata Syaikh Ahmad bin Nashir bin Muhammad al-Hamd ra: "Tetapi didapatkan penguasaan dan penundukkan manusia terhadap jin tidaklah mungkin, karena adanya perbedaan bentuk keduanya. Manusia tidak bisa melihat jin dan dari sini (diketahui) bahwa manusia tidaklah dapat menguasai dan menundukkan jin. (Penundukkan dan penguasaan ini) didapatkan dari syaitan sebagai hasil dari penundukkan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Maka jin yang ditundukkan manusia, hakikatnya ia tertundukkan oleh syaitan yang memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap sang jin itu sendiri, dan hal ini adalah sebagai timbal balik dari pelaksanaan manusia itu terhadap apa yang dikehendaki oleh syaitan darinya, yang berupa kefasikan, maksiat dan keluar dari ajaran-ajaran agama. Dari sini diketahui, (pada hakekatnya) manusialah yang menjadi budak bagi syaitan (bukan syaitan atau jin ditundukkan olehnya)." (As-Sihr Baina Haqiqoh wal Khoyal:211)
AL-QUR'AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN?
Kita banyak mendengar bahwa ada di antara kaum yang menisbatkan dirinya kepada ilmu dan kebajikan, mereka mendakwakan diri telah menundukkan jin dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan, benarkah hal tersebut bisa dilakukan dan benarkah al-Qur'an dapat digunakan untuk hal itu? Jawabnya adalah: Tidak benar dan tidak mungkin!
Berkata Syaikh Majd Muhammad asy-Syahawi rahimahullah: "Dan tidaklah diragukan lagi bahwasanya pada saat sekarang ini tidak ada orang yang meminta bantuan jin dengan al-Qur'an semata tanpa menggunakan mantera-mantera dan jimat-jimat dari sihir yang tidak diketahui maknanya, yang kami telah memberikan peringatan terhadap kesesatan yang ada didalamnya dan barangsiapa menyangka bahwa dia meminta bantuan jin dengan al-Qur'an semata tanpa menggunakan selain al-Qur'an,-maka ia adalah pendusta dan penipu." (Tahdhirul Arwah wa Taskhiru al-Jan Baina Baina Haqiqoh wal Khurofat: 103-104)
MEMINTA BANTUAN JIN
Meminta bantuan jin tidaklah diperbolehkan secara syar'i. Adapun dasar-dasar larangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, Khulafa'ur Rosyidin, para shahabat Nabi SAW secara umum, para tabi'in, dan orang-orang shaleh dari umat ini.
- Ciri utama dari jin dan setan adalah dusta. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairoh r.a.: "Ia berlaku jujur kepadamu, sedangkan ia pendusta." (Shahih Bukhori No.1122)
- Tersebarnya kejahilan yang merata, jauhnya kebanyakan manusia dari metode al-Qur'an dan as-Sunnah, serta sedikitnya penuntut ilmu syar'i di masa sekarang ini menyebabkan kebanyakan manusia tidak dapat lagi membedakan antara tukang sihir (tenung) dan selainnya dari orang-orang yang mendakwakan meminta bantuan kepada jin yang sholih. Akibatnya, bercampur aduklah perkara-perkara tersebut dan cacatlah aqidah umat manusia, padahal ia merupakan sesuatu yang paling berharga baginya dan padahal jaminan kejayaan dan keselamatan di dunia dan akhirat terdapat dalam aqidah shohihah.
- Jin atau syaitan akan menjerumuskan manusia kedalam kekufuran, kesyirikan, ataupun keharaman dengan berbagai jalan dan sarana serta secara sedikit demi sedikit menjerat orang yang meminta bantuan kepada mereka.
- Meminta bantuan kepada mereka (jin-syaitan), akan membawa kepada kecacatan aqidah, dimana kita akan jumpai diantara mereka bergantung kepada selain Allah SWT.
- Membuka pintu lebar-lebar bagi kebanyakan ahli sihir untuk mendakakan ruqyah syar'iyyah dengan al-Qur'an dan Sunnah dan meminta pertolongan jim muslim (padahal hakikat dan keadaan yang sebenarnya berbicara lain).
Apabila ada orang bertanya: "Apakah orang yang meminta bantuan jin telah melakukan kekufuran?" Maka jawabannya adalah: "Orang (manusia) yang menggunakan jin tidaklah kufur, kecuali apabila penggunaan jin tersebut dengan memakai cara dan jalan yang telah ditempuh tukang sihir dan sulap atau dikaitkan dengan bintang dan tulisan-tulisan ajimat kufur atau semisalnya. Apabila perkaranya seperti itu, maka ia telah kafir. [Lihat al-Qoul al-Mubin oleh Usamah bin Yasin: 197]
BEBERAPA BENTUK MEMINTA BANTUAN JIN
Ada beberapa perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuan jin, diantaranya:
Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:
MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN
Tidaklah diperkenankan seorang muslim ketika melakukan ruqyah syar'iyyah mengambil janji dengan nama Allah kepada jin yang mengganggunya. Hal ini dikarenakan jin sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyak melanggarnya.
Demikianlah yang dapat kita kaji bersama pada topik kita kali ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam topik ini. Dan segala puji dan sanjungan teriring kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah semata.
Wallahu A'lam bish shawab.
BEBERAPA BENTUK MEMINTA BANTUAN JIN
Ada beberapa perbuatan yang merupakan bentuk dan perwujudan meminta bantuan jin, diantaranya:
- Penjualan cincin dan batu berharga dengan harga yang sangat mahal, dengan iming-iming (sangkaan) bahwa ada jin bersamanya, yang akan membantu pemiliknya, menjaganya dari gangguan-kesulitan, melancarakan usahanya dan lain sebagainya.
- Membaca sebagian ayat-ayat al-Qur'an dan bermacam-macam wirid dan do'a pada seseorang yang tertelentang di atas dipan dan setelah selesai dari pembacaan wirid tersebut, tubuhnya terangkat ke udara.
- Membedah tubuh pasien penderita penyakit-penyakit tertentu dengan cara yang unik dan asing atau tanpa meninggalkan bekas apapun pada tubuh dan kulit si pasien.
- Menghadirkan arwah, baik dengan cara merasukkan pada tubuh seseorang lalu arwah tersebut berbicara tentang segala sesuatu yang dikehendaki oleh orang yang mendatangkannya atau dengan cara menampakkannya dalam bentuk orang yang telah meninggal dunia dan kemudian berjalan di kamar atau berbicara dengan orang yang ada disekitarnya (penampakan).
Catatan: Arwah atau roh yang disangkakan datang kepada penghadir roh tersebut pada hakikatnya adalah jin yang bekerja sama dengannya. Bukan roh orang yang diminta kehadirannya (sebab sebagai Muslim kita tahu bila meninggal seorang manusia maka rohnya akan berpindah ke alam kubur dan terputus seluruh hubungannya dengan dunia, kecuali tiga hal.
Tentang ini Rasulullah SAW bersabda:
إذا مات العبد انقطع عنه عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
"Jika seseorang telah meninggal, maka putuslah semua amalannya kecuali 3 hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya."
(HR Bukhori)
(HR Bukhori)
MENGAMBIL SUMPAH DARI JIN
Tidaklah diperkenankan seorang muslim ketika melakukan ruqyah syar'iyyah mengambil janji dengan nama Allah kepada jin yang mengganggunya. Hal ini dikarenakan jin sering bersumpah dengan nama Allah, namun mereka banyak melanggarnya.
Demikianlah yang dapat kita kaji bersama pada topik kita kali ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam topik ini. Dan segala puji dan sanjungan teriring kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah semata.
Wallahu A'lam bish shawab.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan shahabatnya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
Assalamualaikum ww,
BalasHapusMaaf, Ustadz.
Tentang Al-Qur'an yang disebutkan tidak mungkin DAPAT digunakan untuk menundukkan bangsa Jin, maka selain yang dikatakan oleh Syaikh Majd Muhammad asy-Syahawi rahimahullah diatas, adakah sumber-sumber shahih lain yang dapat menguatkan dan lebih meyakinkan lagi? Adakah ayat2 Al-Quran dan/atau Hadits yang mendukung pendapat ini?
Mengingat issue tentang manusia dan jin ini sendiri sudah sama tuanya dengan peradaban manusia dimuka bumi, saya kira pernyataan diatas perlu mendapat klarifikasi yang pasti.
Mohon pencerahannya.
Wassalam,
Hamba Allah.
Al an'aam 130.
HapusAda x ayat alquran tentang rihul Ahmar atau jin blh masuk dlm badan manusia
HapusAda x ayat alquran tentang rihul Ahmar atau jin blh masuk dlm badan manusia
HapusYa inj Jin nya 😁
HapusAssalamua'alaikum warahmatullahi wabaraktuh. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah. Pertama-tama saya mohon maaf atas polemik yg timbul akibat penulisan kalimat ttg paragraf AL-QUR'AN DIGUNAKAN UNTUK MENUNDUKKAN JIN, -"Kita banyak mendengar bahwa ada di antara kaum yang menisbatkan dirinya kepada ilmu dan kebajikan, mereka mendakwakan diri telah menundukkan jin dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan, benarkah hal tersebut bisa dilakukan dan benarkah al-Qur'an dapat digunakan untuk hal itu? Jawabnya adalah: Tidak benar dan tidak mungkin! ... yg mestinya tidak perlu ada sbb hanya akan menimbulkan multi tafsir bahkan bisa menyesatkan.
HapusSaya akui saya tersilap dengan mempostingkan jawaban yg menyesatkan "Tidak benar dan tidak mungkin!" diatas, yg mestinya adalah "benar dan mungkin" tentunya dengan seizin Allah semata. Disamping itu, hanya saja harus berhati-hati jangan sampai melakukan ruqyah syirkiyah.
@Sesungguhnya manusia tercipta dalam penciptaan yg paling sempurna dari makhluk yg lain, tapi manusia pun bisa saja menjadi terhina sehina2nya.. (QS.At-Tin [95] : 4-5). Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah dlm QS.95:5 mengandung arti ke tingkat pikun (seperti bayi lagi). Oleh karena itu Rasulullah saw. ditanya tentang (kedudukan) orang yang telah pikun itu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (S.95:6) yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih sebelum pikun akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-'ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Jin adalah makhluk Allah yg punya kewajiban sama dengan manusia, yaitu untuk melaksanakan ibadah (ayat terakhir dari Annas)....
Sesungguhnya alam manusia dengan Jin sudah terpisah oleh tebing2 kekuasaan Allah, Di antara keduanya mempunya jalur kehidupan masing2, tentunya untuk saling menghormati....!!! Wassalam.
Ruqyah atau Rukyah (Arab: رقية, Inggris: exorcism) adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain (mata hasad), sengatan hewan, bisa, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin.
Hapus@Definisi ruqyah
Pengertian ruqyah secara terminologi adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang, kesurupan, dan yang lainnya. Ruqyah terkadang disebut pula dengan ‘azimah.
Fairuz Abadi berkata: “Yang dimaksud ‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.”
Sedangkan makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah.
@Pembagian ruqyah
Dalam syariat Islam dikenal dua macam ruqyah, yaitu ruqyah syar'iyah dan ruqyah syirkiyah.
● Ruqyah syariyah yaitu ruqyah yang benar menurut syariat Islam diantaranya dengan cara membacakan ayat Al-Qur'an, sebagaimana di antara nama surat Al-Fatihah adalah Ar-Ruqyah, meminta perlindungan kepada Allah, zikir dan doa dengan maksud menyembuhkan sakit.
● Ruqyah Syirkiyah adalah yang biasa dipraktekkan para dukun. Ruqyah di kalangan para dukun dikenal dengan istilah jampi-jampi.
@Batasan ruqyah
HapusRuqyah yang syar’i memiliki beberapa ketentuannya tertentu. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka ruqyah tersebut tidak syar'i, yakni serupa dengan jampi-jampi yang dilakukan oleh para dukun. Kriteria ruqyah yang syar’i (yang sesuai syariat Islam) dijelaskan berikut ini.
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an, do’a yang syar’i atau yang tidak bertentangan dengan do’a yang dituntunkan.
2.Menggunakan bahasa Arab kecuali jika tidak mampu menggunakannya.
3.Tidak bergantung pada ruqyah karena ruqyah hanyalah sebab yang dapat berpengaruh atau tidak.
4.Isi ruqyah jelas maknanya.
5.Tidak mengandung do’a atau permintaan kepada selain Allah (semisal kepada jin dan setan).
6.Tidak mengandung ungkapan yang diharamkan, seperti celaan.
7.Tidak menyaratkan orang yang diruqyah mesti dalam kondisi yang aneh seperti harus dalam keadaan junub, harus berada di kuburan, atau mesti dalam keadaan bernajis.
Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As-Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat:
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah. 2. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya). 3. Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.”
Dari kriteria-kriteria di atas dijadikan tolok ukur untuk dapat mengkategorikan mana praktek ruqyah yang benar dan mana yang menyimpang.
Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik. Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّالرُّقَىوَالتَّمَائِمَوَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”
Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan. Disebutkan dalam suatu hadits bahwasanya Nabi Saw pernah disihir orang, sehingga Malaikat Jibril datang dan mengajarkan ruqyah kepada dia dengan cara membaca "Al-Mu’awwidzat" sehingga hilanglah pengaruh sihir tersebut. "Yang dimaksud dengan "Al-Mu’awwidzat" adalah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.
Demikian informas mengenai apa itu ruqyah Syariyah dan ruqyah Syirkiyah.
Semoga informasi ini bermanfaat. Amiiin.
QS Al an'aam [6]130.
Hapus"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
---
Di akhirat nanti, kepada semua jin dan manusia yang durhaka, yang tidak mengikuti ajaran Rasul dan tidak mengindahkan larangan Allah yang disampaikan Rasul kepada mereka sehingga mereka berbuat sewenang-wenang di muka bumi, akan dikemukakan kepadanya pertanyaan: "Apakah tidak datang kepadamu Rasul-rasul Kami, memperingatkan kamu dan memberi petunjuk yang benar agar kamu jangan tersesat dan jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Kami? Karena itu mereka tidak berdaya lagi, dan mereka menyesali segala yang mereka perbuat semasa di dunia, dan dengan tunduk mereka mengakui kesalahan-kesalahan mereka serta menjawab: "Kami mengakui bahwa Rasul-rasul Mu telah datang kepada kami dan telah memberikan peringatan dan ajaran-ajaran yang baik yang seharusnya kami perhatikan dan kami amalkan dengan patuh dan taat, tetapi kami tidak mengindahkannya, bahkan kami mendustakan mereka dan memperolok-olok seruan mereka.
Allah berfirman:
قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ(9)
Artinya
Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami mendustakan (nya) dan kami sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
(Q.S Al Mulk: 9)
Mereka telah ditipu dan diperdayakan oleh kehidupan dunia dan disilaukan oleh harta, wanita, pangkat dan kedudukan, sehingga hati mereka telah menjadi beku, mata mereka telah menjadi buta, dan tidak dapat lagi membedakan mana yang baik, mana yang buruk dan tidak dapat lagi melihat cahaya ajaran Ilahi yang akan membawa mereka ke dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Para Rasul itu telah membacakan kepada mereka ayat-ayat yang diturunkan Allah dan telah memperingatkan mereka bahwa di akhirat nanti akan ada hari pembalasan di mana orang-orang yang berbuat baik akan masuk surga dan orang-orang yang kafir akan di siksa dalam neraka. Di kala itulah mereka mengaku terus terang bahwa mereka dahulu (di dunia) memang ingkar dan kafir, mendustakan rasul-rasul dan tidak percaya dengan adanya hari akhirat.
HapusMengenai Rasul-rasul yang diutus itu apakah mereka terdiri dari manusia saja ataukah ada pula Rasul-rasul dari jin yang diutus kepada umatnya? Jumhur ulama berpendapat bahwa Rasul-rasul itu semuanya terdiri dari manusia saja, dan tidak ada rasul-rasul dari kalangan jin. Alquran dan hadis-hadis sahih menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw juga diutus kepada jin seperti tersebut dalam ayat berikut:
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ(29)قَالُوا يَاقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ(30)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus".(Q.S Al Ahqaf: 29-30)
Hamba Allah fillah,
HapusSaya akui saya tersilap dengan mempostingkan jawaban yg menyesatkan "Tidak benar dan tidak mungkin!" diatas, yg mestinya adalah "benar dan mungkin" tentunya dengan seizin Allah semata. Disamping itu, hanya saja harus berhati-hati jangan sampai melakukan ruqyah syirkiyah.
Seharusnya, paragraf itu tidak perlu ada sbb hanya akan menimbulkan multi tafsir dan lebih parahnya lagi jika ada teman2 yang men-SHARE artikel ini dlm Page atau blognya masing2 shgga menimbulkan fitnah. Ingin rasanya saya merevisi artikel ini agar tidak menyesatkan, namun karena sdh terlanjur, sengaja tidak saya hilangkan dengan harapan dapat menjadi bahan pembahasan bagi kita semua.
@Sesungguhnya manusia tercipta dalam penciptaan yg paling sempurna dari makhluk yg lain, tapi manusia pun bisa saja menjadi terhina sehina2nya.. (QS.At-Tin [95] : 4-5). Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah dlm QS.95:5 mengandung arti ke tingkat pikun (seperti bayi lagi). Oleh karena itu Rasulullah saw. ditanya tentang (kedudukan) orang yang telah pikun itu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (S.95:6) yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih sebelum pikun akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-'ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Jin adalah makhluk Allah yg punya kewajiban sama dengan manusia, yaitu untuk melaksanakan ibadah (ayat terakhir dari Annas)....
Sesungguhnya alam manusia dengan Jin sudah terpisah oleh tebing2 kekuasaan Allah, Di antara keduanya mempunya jalur kehidupan masing2, tentunya untuk saling menghormati....!!! Wassalam.
ijin share ya, terima kasih
BalasHapusJangan di share ini tulisan banyak salah.nya aduh gimana sih blajar quran.nya yg bener donk jng setengah setengah.. jikir dulu yg bener untuk pak hariswan yah baru bicara masalah ilmu goip ma'rifat
HapusApakah anda merasa sudah benar...
HapusApakah sholat anda sudah anda yakini kebenarannya....
Kalau memang anda sudah merasa bisa menyalahkan coba kasih petunjuk yang benar itu harus bagaimana...
Maaf saya bukan menantang ataupun bagai manapun anda menyikapinya tapi saya hanya ingin tau sesungguhnya kebenaran itu sendiri...
Maaf bila saya terlalu berlebihan...
Wasalam.
Sebelum anda posting anda harus paham gambar sampul halaman ini. Jangan asal pasang gambar 1 mata
HapusPak Ilham Hermawan, Terima kasih atas koreksi antum.
HapusSaya setuju dgn himbauan anda agar artkel ini tidak di SHARE karena bisa menimbulkan multi tafsir.
Wassalam
maaf pak ustadz. Mungkin pak ustadz harus menggaris bawahi tentang syaythan menundukkan Jin. Pak ustadz seakan-akan berkata syaythan sangat kuat. Ingat, ada Allah pak ustadz.
BalasHapusJin dan manusia lah yg sebenarnya bekerjasama karena ada unsur kepentingan bersama/politik. Bisa budaya misalnya, kebanyakan yg seperti ini yg di sebut lah syaythan manusia dan jin.
Sebaiknya pak ustadz perdalam ilmu agama lagi, jangan cuma berpatok ke sanad, itu masa lampau pak ustadz, masalah ghaib. Kita tidak tau unsur didalamnya ada yg di ubah-ubah. Hanya Alquran yg tidak berubah. Sekiranya pun hadist di pelajari jangan menggunakan akal aj pak ustadz, tetapi dengan qalbu biar yg di sampaikan tidak menyesatkan umat yg akhirnya malah mendukung kelompok yg secara tidak ketahui, diam-diam ingin menghancurkan Islam.
Sebelumnya saya minta maaf sekali lagi sekiranya perkataan saya menyinggung.
Sesungguhnya yang paling sesat adalah bisa menyalahkan tetapi dia sendiri tersesat di jalan allah..
HapusMaaf yA...
Assalamu'alaikum pak Abdullah.
HapusTerima kasih atas koreksinya.
@Sesungguhnya manusia tercipta dalam penciptaan yg paling sempurna dari makhluk yg lain, tapi manusia pun bisa saja menjadi terhina sehina2nya.. (QS.At-Tin [95]:4-5). Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah dlm QS.95:5 mengandung arti ke tingkat pikun (seperti bayi lagi). Oleh karena itu Rasulullah saw. ditanya tentang (kedudukan) orang yang telah pikun itu. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (S.95:6) yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih sebelum pikun akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-'ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Jin adalah makhluk Allah yg punya kewajiban sama dengan manusia, yaitu untuk melaksanakan ibadah (ayat terakhir dari Annas)....
Sesungguhnya alam manusia dengan Jin sudah terpisah oleh tebing2 kekuasaan Allah, Di antara keduanya mempunya jalur kehidupan masing2, tentunya untuk saling menghormati....!!!
Wassalam.
bagimana tanggapan bapak mengenai orang yang bisa berinteraksi dengan jin??
BalasHapusit sudah saya saksikan sendiri pak.. tolong tanggapan bapak.. pa yang dia lihat sebenarnya? n dia sering berbicara dengan golongan mereka.
mbak Dini Novilasari,
HapusBerhubungan dengan jin adalah salah satu pintu kerusakan dan berpotensi mendatangkan bahaya besar bagi pelakunya. Potensi bahaya ini dapat kita pahami dari hadits Qudsi di mana Rasulullah saw menyampaikan pesan Allah swt:
وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ، وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ، وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا. رواه مسلم
"Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam keadaan hanif (lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang menjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal yang tidak pernah Aku wahyukan kepada mereka sedikit pun. (Muslim)
Dalil lain tentang larangan berhubungan dengan jin adalah firman Allah SWT ini:
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6).
Wassalam
Ustad yahudi
BalasHapusSaudaraku yg dikomentar..klian lihat sendri btapa bnyak ajarang yg mlenceng dari alquran apa yg dtulis nya..klian tdak pernah dengar kah saat ini kaum non muslim menghancurkan islam dengan cara menyerang ke otak agama lngsung yaitu alquran..mmberi ajaran yg slah..spaya kita trtipu..brani sekali anda mengatakan alquran tdak bsa mngusir jin..lantas apa yg dibaca ktika rukiah ?? Kesurupan ??mmbaca al baqoroh dlam rumah.ayat kursi dan lain ?? Apa yg bisa mngusirnya ?? Bible anda ustad !!!!
BalasHapusAstagfirulohhh...
HapusHi sodaraku apa anda merasa paling pintar atau paling tau dari allah sudah jelas musuh yang nyata adalah diri kita bukan siapa siapa
Sebaiknya anda lebih memahami apa yang sebenarnya di bahas..
Apakah anda sudah bisa melawan hawa napsu andA sendiri kalau blm coba anda baca isi al Quran surat apa dan ayat berapA
Kalau masih berarti anda membuktikan bahwa Sesungguhnya memang jin dan sebangsanya itu tidak bisA di kalahkan...
Kecuali orang yang sudah memahami apa yang di sampaikan al Quran itu....
Maaf ya..
Menundukkan sama mengusir itu jelas verbeda mas...
HapusAnda belum mengerti ma'rifat jadi jangan sembarangan bicara. Bisa banyak yg salah persefsi karna tulisan anda ini. Mohon maaf saya cuma mengingatkan anda. Hadist2 nya betul. Al.quran betul. Tapi kata2 anda yg salah.
BalasHapusPak Ilham Hermawan, sekali lagi anda betul. Saya mmg belum mengerti ma'rifat sebab baru soal syariat saja pun saya masih belum tamat. Begitu pun dgn tulisan saya ttg topik diatas yg bisa jadi di salah tafsirkan dan untuk itu sekali lagi saya mohon maaf.
HapusTak ada gading yg tak retak dan bukankah manusa adalah gudangnya kesalahan..?
Wassalam
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswaduh
BalasHapusJangan saling menyalahkan.
BalasHapusKita semua tidak ada yg sempurna dan banyak salah.
Ustadz juga manusia biasa.
Jngan sok pinter dan jngan sok bener.
Kalo gak suka ya jangan di ambil ilmunya.
betul sekali.. ambil yang baik dan bermanfaat, ustad juga manusia.. jika ada hal hal, perkataan, kesimpulan dari artikel ini yang kurang berkenan bagi para pembaca.. harap share dan cari referensi lain lagi sebanyak-banyaknya.. ambil kesimpulan dari banyak sumber.. konsultasi sama yang lebih ahli.. saya rasa itu lebih baik daripada saling menyalahkan.. ambil yang bermanfaat dan buang yang tidak bermanfaat. cari dan konsultasikan lagi dengan para ahli masalah yang menurut anda kurang pas.
BalasHapus----------------------------------------------
maaf kalo ada salah khilaf
Sdrku Roel Arya fillah, terima kasih atas komen bijaknya.
HapusSebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi tentang jin serta alam ghaib lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat & informasi yang shahih) dari Rasulullah saw baik melalui Al-Quran maupun Hadits beliau yang shahih. Alasan nya adalah karena kita tidak dapat berhubungan secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang melahirkan informasi yang meyakinkan atau pasti.
Katakanlah: “tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila (kapan) mereka akan dibangkitkan. (QS An-Naml [27]: 65)
"Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Al-Jin [72]:26-28).
Manusia diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan muamalah (pergaulan) dengan sesama manusia, karena tujuan hubungan sosial adalah untuk melahirkan ketenangan hati, kerja sama yang baik, saling percaya, saling menyayangi dan saling memberi. Semua itu dapat berlangsung dan terwujud dengan baik, karena seorang manusia dapat mendengarkan pembicaraan saudaranya, dapat melihat sosok tubuhnya, berjabatan tangan dengannya, melihatnya gembira sehingga dapat merasakan kegembiraan nya, dan melihatnya bersedih sehingga bisa merasakan kesedihannya.
Allah swt mengetahui fitrah manusia yang cenderung dan merasa tenteram bila bergaul dengan sesama manusia, oleh karena itu, Dia tidak pernah menganjurkan manusia untuk menjalin hubungan dengan makhluk ghaib yang asing bagi manusia. Bahkan Allah swt tidak memerintahkan kita untuk berkomunikasi dengan malaikat sekalipun, padahal semua malaikat adalah makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Para nabi dan rasul alahimussalam pun hanya berhubungan dengan malaikat karena perintah Allah swt dalam rangka menerima wahyu, dan amat berat bagi mereka jika malaikat menampakkan wujudnya yang asli di hadapan mereka. Oleh karena itu tidak jarang para malaikat menemui Rasulullah saw dalam wujud manusia sempurna agar lebih mudah bagi Rasulullah saw untuk menerima wahyu.
Wassalam
tak kenal maka tak sayang :)
BalasHapusKalau Bijak ajarin... menegur dengan cara cuba menjatuhkan orang lain pun tidak di ajar oleh Islam.
BalasHapusAda ilmu tapi tidak diamalkan pun tiada gunanya...
maaf ya...
Ilham hermawan : syari'at,tariqat,hakikat,ma'rifat,,,khurafat.....maksiat...
BalasHapusSyari'at itukan masih kulit luar..belum isi yg sebenarnya.. lebih penting isi daripada kulitnya..berarti kalau anda beli buah atau yg lainnya lebih baik tak pake kulit...
BalasHapusJika anda mengetahui isi siapakah yang ada di dalam diri anda????
HapusTolong jawab...
Hehehehehe jika isi tidak berkulit maka sangat gampang terkena bakteri bakteri penyakit, makanya sebelum menetap disuatu tempat bangunlah pondasinya dulu,terus dindingnya,atapnya,pagarnya, supaya se isi rumah bisa bertahan di rumah yg kokoh,
HapusIbarat kerupuk yg habis digoreng jika tidak ditutup rapat maka akan alot dan susah dimakan
Hehehehehe jika isi tidak berkulit maka sangat gampang terkena bakteri bakteri penyakit, makanya sebelum menetap disuatu tempat bangunlah pondasinya dulu,terus dindingnya,atapnya,pagarnya, supaya se isi rumah bisa bertahan di rumah yg kokoh,
HapusIbarat kerupuk yg habis digoreng jika tidak ditutup rapat maka akan alot dan susah dimakan
Your good
BalasHapusKadang kita tidak sadar bahwa manusia itu adalah yang paling mulia di banding makhluk allah yang lain .hanya manusialah yang paling mulia...maka dari itu lawan lah dulu nafsu kalian bahwa nafsu ialah musuh nyata terbesar kalian bahkan musuh paling terbesar di banding perang perang yang pernah ada di bumi"perkataan nabi muhammad s.a.w"..... Gunakan akal kalian karna akal adalah bijaksana dia tidak pernah berfikir sesat dia bijaksana . Taklukkan lah nafsu kalian karena jin syaiton mengganggu kita hanya lewat nafsu . Jika nafsu tidak bisa kau taklukan maka akal pun akan mengikuti apa kata nafsu kalian.ini berbahaya ...ayo semua taklukkanlah nafsu n fikiran kalian .jika kau berhasil kau mulia sangat sangat amat mulia kau akan mendapatkan cahaya allah yang kuat mendapat hidayah n kalian akan melihat apa yang tak pernah kalian lihat...inilah yg saya katakan manusia lebih mulia di banding makluk lain allah...masih banyak karena ini secara ringkasnya...
BalasHapusAssallamualaikum wr. wb.
BalasHapusSaya sedikit terganggu dengan komentar-komentar "masa Al Quran tidak bisa menundukkan jin" dan menyebut "ustad yahudi". Subhanallah, jangan langsung mencemooh orang seperti itu, ingat, tipu daya syaitan sangat dahsyat.
Menurut pemahaman saya, (mungkin) yang dimaksud oleh penulis tentang 'menundukkan jin' adalah 'mengendalikan jin'. Seperti yang kita ketahui, sebagai muslim kita harus menghindari dosa dari akarnya. Misalnya, kita dilarang untuk berbohong, karena dari kebohongan kecil kita bisa merugikan orang lain, seperti korupsi ataupun fitnah. Untuk menghindari pemerkosaan, kita harus menutup aurat (terutama untuk kaum wanita).
Dalam kasus ini juga, kita tidak boleh sekalipun meminta pertolongan kepada jin, dalam bentuk sekecil apapun, sesingkat apapun. Karena pertolongan kita hanyalah dari Allah semata. Kalau kita menghadapi banyak kesusahan atau cobaan, ya itu sudah konsekuensi kita hidup sebagai keturunan nabi Adam a.s., kita diuji iman nya, apakah kita bisa tetap patuh dengan Allah swt. atau lupa malah percaya dengan jin?
Nah, maka dari itu kita tidak boleh menggunakan Al Quran untuk menundukkan jin (bukan mengusir jin) dengan maksud agar jin itu takluk dan dapat kita perintah. Naudzubillahmindzalik.
Saudara muslim sekalian yang saya hormati, tolong telaah terlebih dahulu informasi dengan pikiran yang jernih. Wassallamualaikum wr. wb.
Assalamu'alaikum
HapusAyat ayat Alquran itu hakikatnya ada didalam dada manusia didalam dada manusia ada segumpal daging jika segumpal daging itu rusak maka rusaklah semuanya maka cahaya hati itu akan padam dan munculah kegelapan, jika segumpal daging itu baik maka baiklah semuanya maka cahayanya akan memberikan kesejukan kepada semua makhluk dan inilah yg disebut Nurani.
Jadi syaitan untuk sementara bisa diusir atau dipenjara oleh hati seseorang yg dipenuhi cahaya, yg mencerminkan Ayat Ayat Allah (Al quran), tapi ingat cahaya itu bisa padam jika seorang insan tidak bisa Istiqomah dalam menjaga cahaya Alquran didalam dadanya, maka Syaitan bisa lepas dari terkebelengguan cahaya sebelumnya.
Jadi berbeda memaknai membaca mushaf Alquran tanpa mengerti apa perintah yg terdapat dalam kandungan ayat ayat itu.
Dengan orang yg bisa memaknai petunjuk atau arahan dari ayat ayat itu walaupun tanpa melafadzkan, karena hatinya sudah disinari nur dari ayat ayat Alquran
Ingat jadikanlah Allah satu satunya pelindung, saat kita mengamalkan Ayat ayat didalam (Alquran) untuk perlindungan maka ingatlah Allah lah memberi perlindungan, bukan Alquran nya, hanya kita meminta perlindungan kepada Allah lewat perantara kalimat kalimatnya yg sempurna(Alquran) inilah yg disebut tawasul melalui kalamNya
HapusAssalamu'alaikum
HapusAyat ayat Alquran itu hakikatnya ada didalam dada manusia didalam dada manusia ada segumpal daging jika segumpal daging itu rusak maka rusaklah semuanya maka cahaya hati itu akan padam dan munculah kegelapan, jika segumpal daging itu baik maka baiklah semuanya maka cahayanya akan memberikan kesejukan kepada semua makhluk dan inilah yg disebut Nurani.
Jadi syaitan untuk sementara bisa diusir atau dipenjara oleh hati seseorang yg dipenuhi cahaya, yg mencerminkan Ayat Ayat Allah (Al quran), tapi ingat cahaya itu bisa padam jika seorang insan tidak bisa Istiqomah dalam menjaga cahaya Alquran didalam dadanya, maka Syaitan bisa lepas dari terkebelengguan cahaya sebelumnya.
Jadi berbeda memaknai membaca mushaf Alquran tanpa mengerti apa perintah yg terdapat dalam kandungan ayat ayat itu.
Dengan orang yg bisa memaknai petunjuk atau arahan dari ayat ayat itu walaupun tanpa melafadzkan, karena hatinya sudah disinari nur dari ayat ayat Alquran
Rian Isnawan Hidayat saya sangat setuju dgn pendapat anda. Yg komentar diatas caba telaah lagi postingan pak ustad. Banyak2 menuntut ilmu islam lagi. Jgn karbitan
HapusAkhy Wiro Sablenk fillah, Subhanallah, sungguh nasihat yang mantaf dan menenangkan.
HapusSungguh benarlah bhw -Taqwa itu Letaknya Didalam Hati-.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:
”…taqwa itu disini, seraya menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali…”[Hadits Arba’in nawawi ke-35, diriwayatkan oleh Muslim]
Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menunjuk ke dadanya, maksudnya hati. Dalam hadits Arba’in nawawi ke-6 Beliau menjelaskan ‘dalam jasad ada segumpal daging, jika baik maka baik seluruh jasad’
Ibnu Daqiq Al ‘id –rahimahullah– menjelaskan: makna dari hadits tersebut, dan dalam riwayat lain: ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan rupa-rupa kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian’ maknanya, amalan dhohir (yang tampak) belum tentu dapat menghasilkan ketaqwaan, namun ketaqwaan itu adalah apa yang terdapat di dalam hati dari pengagungan, khasy-yah (rasa takut yang disertai pengagungan), mendekatkan diri kepada Allah dan hati yang merasa diawasi Allah ta’ala yaitu dengan menyadari bahwa Allah melihat dan meliputi segala sesuatu. Dan makna melihat hati-hati kalian –wallahu a’lam– adalah melihat harapan dan persangkaan, dan hal itu semua dilakukan dengan hati.
Ibnu ‘Utsaimin –rahimahullah– mengatakan: “Taqwa kepada Allah ta’ala itu letaknya di hati, jika hatinya bertaqwa maka anggota badannya juga.”
Perintah Bertaqwa Hingga Maut Menjemput
Hapus“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali imron: 102)
Syaikh As sa’di –rahimahullah– menjelaskan: “Ayat di atas merupakan perintah Allah untuk hamba-Nya yang beriman agar bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya taqwa dan tetap bertaqwa hingga akhir hayat. Barangsiapa bersungguh-sungguh terhadap sesuatu, maka ia akan menginggal di atas sesuatu itu. Maka barang siapa yang keadaannya, hidupnya dan keberadaannya terus menerus di atas taqwa kepada Rabbnya dan ketaatan kepada-Nya, kematian akan menimpanya di saat seperti itu. Allah ta’ala akan mengokohkan taqwa ketika kematiannya dan memberinya kematian khusnul khatimah.
Taqwa kepada Allah itu –menurut Ibnu Mas’ud adalah menta’ati sehingga tidak bermaksiat, mengingat sehingga tidak melupakan, dan bersyukur sehingga tidak mengkufuri.
Ayat ini menunjukkan penjelasan hak Allah ta’ala yaitu ketaqwaan hamba.
Adapun kewajiban hamba terhadap taqwa ini, yaitu sesuai ayat: ‘bertaqwalah kepada Allah semampu kalian’ dan penjelasan tentang taqwa itu di dalam hati dan diaplikasikan anggota badan sangat banyak. Kesemuanya menjelaskan taqwa adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya”.
Wassalam
Sudahlah gak ada yang salah semua bener...
BalasHapusMakanya ngaji itu harus sampai pada yang di kaji al Quran hanya menyceritakan yg sudah terjadi yang sedang terjadi dan yang akan terjadi...
Seperti anda2 yang memperebutkan kebenaran padahal sesungguhnya kebenaran itu ada di dalam diri kita..
Itulah kesaktian jin dan sebangsanya makanya gak bisa di hancurkan..
Kenpa jin dan sebangsanya tidak bisa di hancurkan karena sesungguhnya mereka mempunyai izin untuk kalian yang bisa di adu dombakan oleh jin itu sendiri...
Benar tidaknya itu ada pada diri kita masing2 sesungguhnya jin itu sedang menertawakan kalian yang memperdebatkan masalah yang kalian sendiri belum tentu mengerti...
Sebaiknya hanya allah yang mengetahui segala sesuatu yang secara lahir maupun bhatin..
Hanya allah yang mampuh melindungi hambanya yang berserah diri..
Maaf bukan saya sok pintar atau sok gimana itu semua tergantung pada pola pikir dan dasar2 agama masing2 yang penting bersikap dewasalah dalam berpikir sesungguhnya hanya ada kegelapan dalam diri yang mudah di adu dombakan...
Wasalam...
Hahaha
HapusSeharusnya anda tau bedanya setan jin dan iblis. Setelah tahu baru anda pelajari 5 golongan jin yg wajib orang muslim ketahui. Seperti halnya kita wajib mengetahui 10 malaikat dan 25 Nabi dan Rasul.
1 hal lagi. Jika anda mengatakan syaitan d dalam hati apakah anda pernah melihatnya?
Wahaha 5 golongan jin yg wajib orang muslim ketahui.. itu ada di rukun iman lu ya tong?? Mantap Jiwa...
HapusTambah oon nya hee
Hapusbagi pak ustadz yang menyampaikan ilmu tentang jin ataupun syetan. yang tentunya apa yang kita sampaikan jauh dari kesempurnaan. hanya Allah yang Maha Mengetahui ilmunya, tp tidak perlu hawatir tentang apa yang kita sampaikan dengan berbagai komentar tidak baik bahkan mungkin seperti yang Allah SWT sampaikan dlm Qs At taubah Ayat 32. jangan pernah menyerah ustadz ! teruslah berdawah dengan apa2 yang telah Allah ajarkan kepada kita sesuai kemampuan kita, saya yakin setiap orang ilmunya berbeda2 begitu juga cara mendapatkannya berbeda2 pengalaman. apa lagi yang ustadz sampaikan ilmu tentang jin dan syetan tentunya akan ada serangan serangan darinya yang berbentuk jin ataupun manusia. ketahuilah tipu daya mereka SANGAT LEMAH ! istiqamahlah ustadz dalam mendekatkan diri kpd Allah SWT di akhir zaman ini semoga kita ditaqdirkan menjadi hizbullah bukan hizbusyetan . suatu saat pun imam mahdi akan menjelaskannya kepada umat tentang agama ini. wallahualam
BalasHapusalangkah indah dan sejuknya dilihat kalau kita lebih santun, tidak saling menyakiti sesama saudara se aqidah. Saling menasehati itu penting, karena Rasulullah sendiri sampai mengulanginya tiga kali "agama (islam) itu adalah nasehat". Tapi sampaikanlah secara santun.
BalasHapusLihatlah Imam ahmad ibn hambal yang mengetuk pintu muridnya Harun ibn Abdillah al Baghdadi, tengah malam, sambil berbisik menasehati muridnya, beliau berujar "maaf ya harun, tadi siang kulihat engkau sedang mengajar murid-muridmu. kaubacakan hadits untuk mereka catat. kala itu mereka tersengat matahari, sedangkan engkau teduh ternaung bayang pepohonan. lain kali jangan begitu duhai harun, duduklah dalam keadaan yang sama,sebagaimana muridmu duduk." kemudian sang imam pun berbisik lagi untuk pamit, sambil berjingkat menuju pintu keluar dan menutupnya hati-hati.
padahal bisa saja sang imam menegur harun saat siang itu Harun sedang mengajar. Namun imam Ahmad menjaga wibawa Harun dihadapan murid-muridnya.
itulah contoh menasehati yang baik, yang patut buat kita contoh.
Menurut sy semua orang boleh mentafsirkan Al Qur'an, di jaman sekarang sy hanya percaya Al Qur'an bukan tafsir, apalagi pendakwah bayaran
BalasHapusMenurut sy semua orang boleh mentafsirkan Al Qur'an, di jaman sekarang sy hanya percaya Al Qur'an bukan tafsir, apalagi pendakwah bayaran
BalasHapusSmua bukan merupakan suatu perbedaan...tapii merupakan ilmu yg bisa digali dr sudut pandang masing masing..prcya adanya alam gaib itupun merupakan bentuk keimanan seseorang..kpd sang khaliq.mohon koreksi jika kliru.
BalasHapusGolongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):5 - Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
BalasHapusAssalamualaikum ustazd, maaf di akhir pembicaraan anda, anda memberikan kutipan ayat al-ahzab:5. Tapi kenapa isi nya beda ya sama Al-qur'an milik saya.
Mohon untuk tidak menyesatkan dengan meng atas namakan al-qur'an ustazd. Maaf kalo saya berlebihan. Terimakasih
Tolong di cek lagi bacaan al qur'an yang paling terakhir...tuuh ada kekeliruan atau trbalik bacaanya
BalasHapusakhu Zuqi fillah, Masya'Allah..
HapusTerima kasih atas koreksinya saudaraku.
Baik teks ayat maupun nomor ayatnya sekarang sudah saya perbaiki.
Jazakallah khairan katsiran.
Wassalam
Jangan suka menyalahkan. Dia hanya berdakwah sesuai yang diketahui. Kalau dia cuma tahu menghindarkan duri di jalan adalah sedekah. Terus dia dakwah hanya itu, apakah akan kita salahkan,lagi pula dia menyampaikan ada dasar Alquran dan hadist. Kalau kita salahkan berarti kita salahkan dasar dia menulis. Dan itu juga dasar yang disarankan nabi kita. Kalau memang ilmunya baru cetek. Tadi ada yang bilang ma'rifat. Silahkan dilengkapi biar pembaca dan pengirim dapat pencerahan. Dan tentunya dengan dasar Islam yang cuma 2 Alquran dan hadist. Kalau cuma waktu mondok atau kata kiayi lebih baik jangan karena bisa saja itu lebih salah dari artikel ini. Dan pembaca akan sulit mencari kebenarannya karna harus cari pondok atau kiayinya. Kalau sumber alquran dan hadistkan bisa dicari dimana saja.selain itu pesan rosul pegangan kita cukup Alquran dan hadist.
BalasHapuskebanyakan comentar2 yg melulu..ikut nafsu tnpa iman dan akal yg dewasa,apa yg saya faham penulis nyatakan al-quran tidak bisa di gunakan utk menundukkn jin atas tujuan yg tdk baik,atau tujuan bersekutu dnganya..penulis juga ada menyatakn bcaan ayat2 al-quran dpt menhindari dari ganguan jin dan syaita..kesalah fahaman dri penulisan sesuatu etikal mengundang isu2 yg tidak diingini..
BalasHapusTernyata gak boleh ya minta tolong sama jin, termasuk minta tolong biar usaha dan dagangan kita laris juga gak boleh ya. maasyaa Allah. Astaghfirullooh. Semoga Allah mengampuni
BalasHapuskl mnrutku, dr kta p.ustad (manusia tidak bisa menundukkan jin dengan ayat al quran) adlh kita tdk bs seperti nabi sulaiman yg memerintah jin(jin sbg budak) dan kita dpt mengusir dn mngalahkan jin dngn mmbca ayat al quran dan dzikir (mnglhkan bkn brrti kita mmpunyai hak trhdap mereka sprti pembantu dsb), tp kl mmbaca al quran atau dzikir tdk briman akan prlindungan ALLAH y sm sj bohong sprti mulut bilang A dan hati bilang B. mf jika ada kslhan sy cm mnusia biasa ini dari pengalaman pribadi, krn dlu jg bljr ilmu2 yg brhubungan dngn jin dan ALHAMDULILLAH sekarang sy tdk mmkai ilmu sprti itu lg, cukuplah diri ini brsandar pd ALLAH dan jk tolong menolong trhdplah sesama manusia insyaallah hubungan persaudaraan akan lbh baik dan lbh bahagia.
BalasHapusSetahu saya, dr pengalaman beberapa teman...ada manusia yg bisa berinteraksi dgn bangsa Jin (ada yg hanya komunikasi saja, ada juga yg bisa melihat secara dhahir/kasat mata spt melihat manusia (spt anak indigo)...namun mereka bisa melakukan itu karena faktor ilmu yg bathil (karena amalan2 utk tujuan tertentu/bukan karena Allah), ada yg dilakukan sendiri, tapi juga ada karena faktor keturunan (keturunan org pintar/musyrik)...dan bangsa Jin yg dimintai tolong tidak akan memutuskan hubungannya dgn keluarga (keturunannya) sekalipun yg bersangkutan (org pintar td sudah meninggal)...Wallahu a'lam
BalasHapusbaca,mengerti dan pahami itu baru bijaksana
BalasHapusassalamualaikum wr.wb.
BalasHapusmhn maaf pak ustad...
jangan belajar tanpa Guru Pak Ustad, jadi guru anda banyak syaiton dan Jin Kafir menyerupai siapa adja. yg nyatanya kt sdr tidak kelihatan nah itulah menjadi guru anda, belajarlah pada Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah SAW itu lah pedoman kita, bukan sprt sdr yg memutar balika antara Al-quran dan hadir dan pendapat2nya...jadi kajian sdr blm setengah MATANG. jauh dari MATANG/MASAK seperti contoh : anda menulis dan sudah sdr jelaskan diatas dlm hadis Rasulullah SAW dan Al-Quran bahwanya Al-Quran dpt mengusir syaiton dan jin jahat, di baris lain anda MEREMEHKAN tentang kekuatan Al-Quran dengan mengatakan TIDAK BISA/TIDAK BENAR... mhn maaf jikala sdr tersinggung wassalamualaium wr.wb trims's
NTT007.. Anda benar dan saya memang sdh tersilaf dan utk itu saya minta maaf.
HapusYang saya maksudkan sebenarnya adalah larangan utk menggunakan ayat2 al-Qur'an bercampur jampi-jampi yg termasuk sbg Ruqyah Syirkiyah .
Sebagaimana dinukil dari Fathul Majid, Imam As-Suyuthi berkata, “Ruqyah itu dibolehkan jika memenuhi tiga syarat:
1.Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al Qur’an atau nama dan sifat Allah. 2. Menggunakan bahasa Arab atau kalimat yang mempunyai makna (diketahui artinya). 3. Harus yakin bahwa ruqyah dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari zat ruqyah itu sendiri.”
Dari kriteria-kriteria di atas dijadikan tolok ukur untuk dapat mengkategorikan mana praktek ruqyah yang benar dan mana yang menyimpang.
Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّالرُّقَىوَالتَّمَائِمَوَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”
Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan.
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
meminta bantuan jin adalah dosa ?
BalasHapusmanusia adalah mahkluk
jin juga sama mahkluk,
meminta bantuan jin tidak bisa di artikan syirik,karna sama hal nya sperti petani meminta bantuan kerbau buat menggarap sawah, apa itu dosa ?
atau kita minta bantuan org lain buat sesuatu misal nya angkat barang dllll..apa dosa juga ?
inti nya kan sama - sama makhluq.
yg bikin dosa itu tujuan nya buat apa...???????????
yg pasti laa illaaha illallah muhammad rasuulullah.
toh syare'at bisa dari apa aja, tapi tetap hakikat nya allah.
Mari masing - masing kerja buat kejar ma'ripatullah seprti yg di contohkan rasullullah
meminta perlindungan betull banget harus sama allah, meminta pertolongan yakin 100% juga harus sama allah.
cuma harus di garis bawahi bahwa datang nya pertolongan allah itu dgn jaln yg tidak di sangka sangka dalam bentuk apa aja.
siapa dikau mampu bertatap dengan tuhan nya...??"
sanggupkah engkau bertatap dan menjawab pertanyaan malaikat qubur....sombong ya. ketemu jenderal aja udah nunduk, ketemu habib aja udah gemetar gmana kalau malaikat.
bohong aja kalau bilang gue sih kagak bakalan silao....
sombong beneeerrrrrr
kalau ada yg bisa berkomunikasi dgn sebangsa jin, anugrah banget itu, bisa mempertebal ke imanan. bahwa yaqin ghaib itu ada. bodoh kalau malah jadi musyrik.
kalau ada yg bsa minta bantuan sama jin, ya minta aja kalau dikasih, selama buat bekal ibadah apa salah nya. dari pada mnta sama jokowi ga bakal dikasih juga...hehehe
yakin aja laailaha illallah
jin makhluq dan manusia juga makhluq, penghuni dunia. yg kata nya sih jin itu sama bisa sakit dan bisa mati juga.
kedua nya di perintahkan sama untuk beribadah ke pada allah.
dalil bilng tidaklah aku cipatakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada allah, itu kan udah muthlaq.
kalau syetan itu beda. dia bukan dari kalangan jin dan bukan juga dari manusia. dalil tentang syetan jgn di masukin jadi tentang jin min ya.
independend bahasa kern nya kalau syetan. [ cuma kalau manusia dah kemasukan syetan,efect nya lebih dahsyat daripada syetan, mungkin jin juga sama.]
kerja nya buat godain mahkluq dunia agar sesat. dia ga bakal mati sampai hari kiamat tiba.
minta bantuan sama syetan sudah pasti dosa, emng nya ada maap syetan yang muslim ?
minta bantuan jin belum tentu dosa, kan ada jin yg muslim, betulll...
ajaran islam di dunia manusia dan islam di dunia jin apa beda ? saya kira pasti sama
laa illaaha illallah muhammad rasuulullah.
salam smua nya
@Jin diciptakan dari api dan diciptakan sebelum manusia
Hapus~"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 26-27).
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ. رواه مسلم
Malaikat telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari tanah (yang telah dijelaskan kepada kalian). (Muslim)
Perbedaan asal penciptaan ini menyebabkan manusia tidak dapat berhubungan dengan jin, sebagaimana manusia tidak bisa berhubungan dengan malaikat kecuali jika jin atau malaikat menghendakinya. Apabila manusia meminta jin agar bersedia berhubungan dengannya, maka pasti jin tersebut akan mengajukan syarat-syarat tertentu yang berpotensi menyesatkan manusia dari jalan Allah swt.
Biarkanlah jin ada di alam gaib, kita manusia hanya berhubungan dengan manusia dgn sebaik baiknya sesuai syariat islam dan agar kita tidak diganggu setan/jin, mari membiasakan diri utk selalu ber-ta'awudz meminta perlindungan Allah dari godaan syaithon yang terkutuk serta selalu menyebut kalimat Basmalah dalam memulai semua kegiatan, insyaallah.
Emang jin dan iblis sama yak. Kok disamain disini.
BalasHapusXxx -- Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat fisik tertentu, berbeda dengan jenis manusia atau malaikat.
HapusJin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan,
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)
Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:
a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga memiliki akal dan nafsu.
b. Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat, sebagaimana mausia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.
Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dst.
Sedangkan perbedaan jin dengan mansuia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan tidak.
Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan.
Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Setan
Untuk memahami setan, satu prinsip yang harus Anda pegang:
- Jin itu makhluk dan
- setan itu sifat.
Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.
Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.
Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)
Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).
Iblis
HapusSiapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt, ‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
SURAT AL-A'RAF 27 BUKAN MENG-GAIBKAN JIN TETAPI MEMBICARAKAN SOAL SETAN YG KALAU MENGGODA KITA TIDAK TERLIHAT SEBAGAI SETAN TAPI SEPERTI ORANG BAIK2.SETAN BISA DARI JINDAN BISA DARI MANUSIA (S.ANNAAS). PENULIS DIATAS MENYAMAKAN SETAN DG JIN SAJA. KAN KELIRU.SETAN BISA DARI MANUSIA JUGA. UNTUK JELASNYA BACA BLOG SAYA DR ROMAS IDEA DG JUDUL " JIN IBLIS DAN SETAN BUKAN MAKHLUK HALUS " DG DALIL2 AQLI DAN NAQLI
BalasHapusPenulis nya masih anak2...
BalasHapusJd wajar msh banyak hrs belajar lg yh...
Ngaji yg bener jgn asal comot dari mbah google atau buku2 sesat..
Yg pd akhirnya sesat dan menyesatkan orang banyak Nauzubillah min zalik...
jin atau syaitan, tidak bisa memberikan mudhorot wal manfaat, tanpa izin Allah SWT, maka dari itu Laa haula wala quwatta ilabillah.. jangan takut, bacalah Ta'awudz dan basmalah. Berhubung dan berkarib dengan jin tidak mengapa namun rentan jika iman belum kenceng.. Barokallahu fiiq
BalasHapusUstadz Untuk Membahas Jin Mestinya Bereferensi Pada Surat AL-jinn , dan Hadist diatas bukan bermatan Jin tapi syaitan ,, apakah sama antara Jin dan syaitan ? ...
BalasHapusSaya tidak mengerti penjabaran "orang ini yg katanya ustadz" yg mengatakan bhw jin dan syetan tidak bisa ditundukkan...kalau begitu jin dan syetan ini lebih kuat dari ayat ayat ALLAH???...maaf nih akhi tapi kalau menurut saya "Tidak ada yang lebih kuat dari pada ALLAH dan ayat ayat NYA dan saya juga sudah banyak membaca doa doa yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam agar kita terhindar dari gangguan jin dan syetan...
BalasHapusAtaukah antum mmg sengaja membuat artikel ini untuk menaikkan rating antum??? Krn banyak yg komentar...iyakah "usdadzzz"???
Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):56 - Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
BalasHapusAstafirullah.. Ingat. Syariat tarekat hakikat makrifat.
BalasHapusKalau sudah sampai maqomakrifat maka semua pintu kegoiban terbuka .. Allah itu maha goib. Manusia itu lebih kuat dari pada setan dan jin. Sudah jelas di dalam alquran.. Bahwasanya malaikat di suruh sujud kepada manusia cuma jin yang tidak mau.. Itu sudah menunjukan bahwasayanya manusia adalah khalifah.. Dan sebaik2 manusia dia laah yang baik beriman di mata allah swt.
Sy cuma mau mengomentari tulisan yang terakhir.
BalasHapusIsi surah al-Ahzab 33:5 tidak seperti itu bunyinya, maka si penulis sudah melakukan kebohongan atau dusta dan mengada-ada.
Assalamu alaikum Ustadz,
BalasHapusBagaimana cara jin menarik manusia ke alam jin? Seperti ketika manusia itu berlaku sompral di suatu tempat yang angker, kemudian dia dibawa masuk ke alam jin, sehingga teman atau keluarganya sulit menemukan dia.
Kemudian bagaimana caranya manusia tersebut keluar dari alam jin, apakah ada bacaan khusus?
Bagaimana cara melindungi anak-anak kita (terutama yg masih berusia balita) dari gangguan jin? Apakah ada bacaan khusus untuk melindunginya dari gangguan syetan?
Bagaimana cara melindungi istri kita yang sedang hamil dari gangguan jin?
Karena di kampung atau di pelosok daerah biasanya melakukan ritual, seperti memakaikan kalung pisau, gunting, panglai (semacam tanaman mirip jahe/kunyit yg berwarna kuning).
Demikian, mohon penjelasannya.
terima kasih
Maaf saya ingin bertanya apakah salah jika orang yg kesurupan di bacakan ayat" Al-Qur'an seperti bahwasannya Ruqiah? Apakah itu anda anggap bersekutu dengan jin? Waallahualam semua itu datangnya dari Allah dan kembali kepada Allah.
BalasHapusDari banyak informasi yg anda sampaikan saya masih sangat kurang faham dengan cara berfikir anda..