Headline:
Home » , , , , , » KEUTAMAAN DZIKIR - 2

KEUTAMAAN DZIKIR - 2

Posted By MUTIARA HIKMAH on Minggu, 30 Juli 2017 | 00.38




KEUTAMAAN DZIKIR

Bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam:
“Barangsiapa yang ingin tinggal di taman-taman surga, maka hendaklah ia memperbanyak dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla”.

Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: “Amalan apakah yang paling utama?”
Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam menjawab: “Bahwa engkau meninggal dunia sementara lidahmu basah karena zikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla”.

Bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam:
“Laluilah waktu pagi dan sore dalam keadaan lisan Anda selalu basah karena menyebut nama Allah (berdzikir kepada Allah), niscaya Anda melalui waktu pagi dan sore itu tanpa ada dosa pada diri Anda. ~ Berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu pagi dan petang, adalah lebih utama”.

Bersabda Nabi Saw.:
“Sesungguhnya berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu pagi dan petang adalah lebih utama daripada menebaskan pedang di jalan Allah (fi sabili’llah), dan daripada memberikan harta karena kedermawanan”.

Bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam:
Berfirman Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi:
“Apabila hamba-Ku mengingati-Ku dalam dirinya, niscaya AKU mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam kumpulan orang banyak (majelis), niscaya AKU menyebutkan dia dalam kumpulan yang lebih baik daripada kumpulannya (majelis malaikat). Apabila ia mendekat kepada-Ku sejengkal, AKU mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-KU sehasta, niscaya AKU mendekat kepadanya sedepa. Dan apabila ia berjalan mendatangi-Ku, maka AKU datangi ia dengan berlari”. [Yang dimaksud dengan “berlari” itu, ialah “bersegera memperkenankan doanya]”.
Bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam:
“Tujuh kelompok orang akan dinaungi oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam naungan-Nya, di hari yang tidak ada naungan, selain dari naungan Allah (Padang Masyhar). Dan, diantara yang tujuh itu, ialah orang-orang yang berdzikir kepada Allah pada tempat yang sepi. Lalu berlinanganlah air matanya karena takut kepada Allah”. (¹)

Berkata Abu’Darda: “Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam:
“Maukah aku beritahukan kepadamu amalan yang lebih baik dan lebih suci di sisi Tuhanmu, yang lebih tinggi di antara derajatmu dan lebih baik bagimu daripada pemberian uang dan emas; serta lebih baik bagimu daripada menghadapi musuhmu, lalu kamu menebas lehernya dan mereka pun menebas lehermu?”

Para sahabat itu menjawab: “Apakah itu, ya Rasulullah?”
Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam menjawab: “Berkekalan mengingat (berdzikir) kepada Allah ‘Azza wa Jalla”. (²)

Bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam:

Berfirman Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi:
“Barangsiapa menghabiskan waktunya (disibukkan) dengan berdzikir kepada-Ku, sehingga lupa meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya AKU akan memberinya sesuatu yang lebih utama, daripada apa yang AKU berikan kepada orang-orang yang meminta”. (³)
Adapun dari atsar: Maka berkata Al-Fudhayl:
“Telah sampai kepada kami riwayat, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Wahai hamba-KU! Berdzikirlah kepada-Ku sesaat sesudah Shubuh, dan sesaat sesudah ‘Ashar, niscaya AKU cukupkan keperluanmu di antara dua waktu itu!”

Berkata setengah ulama:
Bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Kapan pun AKU memperhatikan hati seorang hamba, laluAKU mendapati sebagian besarnya berpegang teguh dengan mengingati Aku (berzikir), dimana Aku memegang kendali kebijakannya, menjadi teman duduknya, teman bicaranya, dan kekasihnya”.

Berkata Al-Hasan r.a.: “Dzikir itu dua:
  • Berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla diantara diri Anda serta – yang lebih bagus, lebih besar pahalanya, dan yang lebih utama dari itu,-- ialah
  • Dzikir kepada Allah SWT. Ketika menghadapi sesuatu yang diharamkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla”.

Diriwayatkan “bahwa setiap nyawa keluar dari dunia itu dalam keadaan haus, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla”.

Berkata Mu’az bin Jabal r.a.:
“Tiadalah sesuatu yang membawa kepada penyesalan bagi ahli sorga, kecuali saat-saat yang berlalu pada mereka, dimana mereka tiada berdzikir kepada Allah SWT”.


Wallahu Ta’ala ‘alam. .... ALLAH yang Mahatinggi, Yang Mahatahu!



Dipetik dari tulisan: al-Imam Al-Ghazali dalam bukunya: “IHYA’-ULUMIDDIN” (Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama) dan Kitab “Mukasyafah al-Qulub

----------------
Catatan Kaki:
(¹). Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.
(²). Dirawikan At-Thirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dan Abid-Darda’ dan shahih isnad
(³). Dirawikan Al-Bukhari dan Al-Baihaqi dari Umar bin Al-Khaththab.


Share this article :

0 komentar:

JANGAN RAGU!
Tuliskanlah apa yang ingin anda sampaikan ... !

FACEBOOK

RANDOM AYAT


Random Ayat Widget

RANDOM HADITS


Random Hadith Widget
 
A personal blog Managed by Haris Andora For Hariswan Indra Ibn Syahar Al Minhadi
Supported by Madrasah Bani Syahar Al Minhadi and their Marbots
Copyright © 2011 MUTIARA HIKMAH - All Rights Reserved | Designed by Creating Website | Published & Circulated by Mas Template | Powered by Blogger