Saudaraku rahimakumullah,
Perselisihan antar sesama jarang terjadi di antara orang-orang yang saling berjauhan. Perselisihan bisa -dan biasa terjadi-, akibat pergaulan anggota masyarakat yang saling berdekatan. Anda tidak akan berselisih paham dengan orang yang tidak anda kenal. Akan tetapi anda mungkin berselisih dengan rekan atau keluarga dekat anda sendiri. Oleh sebab itu, maka Rasulullah saw., sangat berkeras dan secara berulang-ulang memesankan pentingnya hubungan baik dengan para sahabat.., para kerabat..dan secara khusus, agar saling berbaik-baik kepada para tetangga yang ada di sekitar kita.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu berhubungan baik dengan para tetangga. Oleh sebab itu, Rasulullah saw., wanti-wanti berpesan kepada kita agar senantiasa saling menahan diri –tenggang rasa-, untuk tidak berselisih dengan para tetangga karena sikap santun seperti itu dinilai sangat besar pahalanya di sisi Allah.
Janganlah sampai yang kuat menindas yang lemah, supaya tali persaudaraan yang sangat di anjurkan Allah Swt tidak sampai terputus.
Sehubungan dengan hal itu, junjungan kita MUHAMMAD saw., dengan bijaksana selalu menekankan hak –hak orang lain di dalam rukun bertetangga.
Beliau SAW bersabda:
- “Malaikat Jibril senantiasa berpesan padaku agar saling berbaik-baikan dengan sesama tetangga, sehingga –karena seringnya pesan itu disampaikan-, aku mengira tetangga itu akan mendapat hak waris dari tetangganya.”
- “Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman”. Lalu tanya seorang sahabatnya: “Siapa dia itu, ya Rasulullah?”. Maka jawab beliau: “Orang yang tidak mengamankan tetangga dari bencana (kejahatan tangan dan lisan)nya.”
Itulah yang diinginkan MUHAMMAD, insan yang penuh kasih sayang.
Janganlah sampai ada tetangga yang lemah merasa takut bertetangga dengan yang kuat. Tetangga yang miskin merasa rendah diri bertetangga dengan yang kaya.., tetangga yang golongan rendah merasa ciut nyali bertetangga dengan yang berpangkat. Karena itulah beliau Saw menyatakan dengan tegas, bahwa seorang itu dianggap “tidak beriman” kalau tetangganya merasa takut oleh tipu daya dan kejahatannya.
Alangkah peka dan besarnya rasa kasih sayang Rasulullah! Beliau tahu benar keinginan manusia untuk mendapatkan keamanan dan ketenteraman dari tetangganya. Karena beliau paham bahwa tetanggalah orang yang paling tahu rahasia tetangganya dan paling mampu menjerumuskannya. Maka MUHAMMAD tampil ke depan membawa panji hak azasi bertetangga baik, yang tidak boleh dilanggar oleh siapa-pun, karena bisa melepaskan buhul tali imannya.
Sabdanya:
- “Barangsiapa beriman pada Allah dan Hari Kiamat, janganlah ia menyakiti tetangganya.”
- “Sahabat terbaik di sisi Allah, ialah dia yang terbaik terhadap sahabatnya.”
- “Tetangga terbaik di sisi Allah, ialah dia yang terbaik terhadap tetangganya.”
Ada seseorang yang berkata kepada beliau: “Ya, Rasulullah! Wanita itu rajin benar bershalat, bersedekah dan berpuasa. Namun dia suka menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya.” Maka jawab Rasulullah: “Dia penghuni neraka!”
Dengan rahmat yang besar, Rasulullah telah memberikan pengarahan tentang hak azasi bertetangga yang baik, yang penting untuk kita semua.
Camkanlah nasihat beliau menyangkut hak-hak tetangga:
- Kalau minta bantuan padamu, maka bantulah.
- Kalau minta pinjaman padamu; pinjamkanlah.
- Kalau butuh penghasilan; sokonglah.
- Kalau bersedih, hiburlah.
- Kalau lapar, berilah makanan.
- Kalau jatuh sakit, rawatlah.
- Kalau memperoleh kebahagian, sambutlah dengan ucapan selamat dengan wajah yang ceria.
- Kalau kena musibah, ucapkan rasa dukacita dan empati.
- Kalau meninggal dunia, sempurnakanlah, doakanlah dan antarkan jenazahnya.
- Kalau membangun, janganlah bangunanmu lebih tinggi dari bangunannya, supaya tidak mengganggu masuknya udara dan cahaya mentari ke rumahnya; kecuali dengan seizinnya.
- Kalau memasak, sedikitpun jangan kau sakiti mereka dengan aroma masakanmu yang mengundang selera, kecuali kalau kau beri mereka walau pun hanya sesendok kecil.
- Kalau engkau membeli buah-buahan, berilah hadiah tetanggamu itu. Kalau tidak, masukkan tanpa diketahui mereka ke dalam rumahmu. Dan janganlah ada di antara anak-anakmu yang membawa makanan ke luar, agar tidak menyakiti perasaan anak tetanggamu!”
Dalam hadits-hadits lainnya, Beliau bersabda:
- “Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan perut kenyang, sementara tetangganya merintih karena lapar padahal dia mengetahui hal itu." (HR. Al Bazzaar)
- “Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasul-Nya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya.” (HR. Al-Baihaqi) .
- “Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya.” (HR. Bukhari)
- “Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian).” (HR. Al Khatib)
- “Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Apakah ada orang lain lebih berkemanusiaan melahirkan kata-kata mutiara seperti itu? Alangkah agungnya hati yang telah Allah anugerahkan kepada MUHAMMAD! Apa yang jadi tuntutan dan kepentingan tetangga untuk senantiasa dipelihara, di pupuk serta di rawat dengan baik dan sungguh-sungguh, adalah juga merupakan tuntutan dan kepentingan para kerabat.
Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.
[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA karya: Khalid Muhammad Khalid]
CATATAN
Tulisan ini adalah bagian ke-11 dari 21 tulisan lain yang kami turunkan berdasarkan pokok bahasannya masing-masing. Untuk memudahkan anda, artikel selanjutnya, atau artikel lainnya dapat ditelusuri melalui NOMOR URUT bawah ini, atau melalui lampiran DAFTAR ISI di sini.
Baca juga:
0 komentar:
JANGAN RAGU!
Tuliskanlah apa yang ingin anda sampaikan ... !